Rabu, 24 Juni 2009

Perasaan Hati....


Puncak terjal itu tampak begitu sombong untuk di daki, tetapi tidak begitu bagi 6 orang aanak muda pencinta alam ini, dalam benak mereka yang terlintas justru kesenangan, seolah ssemua itu hnya permainan yang fun, memang benar dengan peralatan yang menempel di tubuh meraka serta seringnya latihan baik di kampus maupun lintas alam, medan sulit seperti itu
ttidaklah sulit untuk di daki. Dan benar saja, tidak berapa lama satu persatu dari mereka sudah Sampai di puncak Semeru yang indah. Satu persatu langsung merebahkan tubuhnya di atas rerumptan dengan senyum kepuasan yang tergambar jelas di wajah mereka. Mereka seolah mmengindahkan hawa yang panas yang mereka rasakan..

Malam mulai turun di atas puncak para Dewa itu, keenam pencinta alam itu memutuskan untuk berkemah saja , dan esok saja mereka berencana baru turun. 2 orang Sandi dan Bahar sudah terlelap di dalam tenda sedari tadi, tubuh kekar mereka tampak lelah sedang keempat lainnya tampak duduk santai di depan api unggun. Mereka adalah Bram sang ketua, duduk di semester7 fakultas Ekonomi, Randu, anak Fisip yang sering di juluki MA alias mahasiswa abadi oleh teman-teman nya, karena dia sudah sepantasnya di DO dari kampusnya. Bagaiman tidak, dia sudah semester 14, lalu Luna, cewek yang terlihat feminin karena wajah malaikatnya serta rambutnya yang hitam panjang ini sebenarnya justru cewek yang sangat tangguh. Dia sudah menaklukan puluhan gunung dan perjalanan ke berbagai tempat indah di negri ini, maklum di anak rantu yang baru pindah kuliah di kota Surabaya ini beberapa bulan yang lalu. Dia langsung di terima gabung di mapala karena selain sangat cantik dia juga punya jam terbang yang tinggi. Sebenarnya dulu Randu yang anti cewek itu gak setuju kalo Luna gabung di Tim ini, tapi setelah melihat track recordnya, dia langsung luluh. Luluh apa naksir ya? soalnya Randu tampak benci banget sama Luna, padahal kata orang benci itu benih2 cinta. Ya yang satu lagi Devina, cewek ini kebalikan dari Luna, do'i tomboy banget, meskipun dia anak orang kaya , penampilanya lumayan kacau, padahal sebenarnya dia nggak kalah cantik dari Luna. Hanya saja dia orangnya semrawut, ke kampus aja dia suka pake jeans belel, tapi dia orang nya sederhana dan baik.Dia juga gak suka hidup glamor bahkan dia itu mandiri, dia lebih suka nyari duwit sendiri ketimbang hidup dalam bayang2 ayahnya yang seorang aktor.

Suasana hening cukup lamadiantara mereka. Bukan karena mulut mereka beku oleh dinginya malam, tapi bukan rahasia lagi kalo antara Bram dan Randu sudah lama terjadi perang dingin , apalagi kalo bukan karena Luna. Bram memang tergila2 pada Luna, klo soal itu anak2 MAPALA yang tidak ikut pendakian kali ini juga tau dan Bram ngerasa Randu juga suka pada Luna walau dia gak pernah bisa membuktikan tuduhannya tersebut . Bram sendiri sadar kalo di hanya parno sendiri, coz orang lain juga tau Randu itu sangat ganteng, di takut kalo Luna bakal jatuh cinta dengan Randu.

“ Duh sepi amat, berasa di gunung bangtes nih...” suara cempreng Devina membuyarkan keheningan serta kekakuan malam ini.

“emang di gunung dodol” sambar Bram sambil mendorong tubuh mungil Devina.

“ Woi jangan gila donk, bisa kebakar di api unggun nih gue” ucap Devina nyolot. Randu yang sedari tadi diam langsung ketawa ngakak.gak jelas.

“Udah ah gue mau tidur “ Randu berdiri hendak melangkah, matanya menatap Luna sekilas. Wajah itu kian cantik di terangi nyala unggun yang kian menyurut.

“ gue juga ah” Devina ikut berdiri.

Angin gunung kian dingin menerpa seiring habis nya api unggun. Bram yang sedari tadi ingin berduaan dengan Luna tampak kian merapatkan duduknya di dekat gadis ayu itu.

“ Lun, malam ini indah banget ya”

“ Iya, dari dulu gue mang suka berada di alam kayak gini”

“ Lun, gue .. gue” Bram tampak kebingungan saat hendak menyatakan perasaannya. Luna yang sepertinya telah menduga2 arah pembicaraan Bram, tampak jengah. Ada gurat tak suka di wajahnya.

Sementara di dalam tenda, Randu tampak gelisah, hatinya tiba2 bergetar ketika membayangkan wajah Luna yang di terangi api unggun tadi, hatinya sibuk menyanggah perasaannya.

“Nggak ini bukan cinta”

“ Ya, ini cinta” batinya bertarung “ Nggak luna milik Bram, saat ini mereka mungkin tengah asyik berduaan , lagian gue gak kenal apa itu cinta, gue benci dengan cewek2, mereka itu pasti sama saja. Mereka di lahirkan Bawel , manja kayak Imel, Sandra, Sesil temen2 sefakultas gue . Mereka juga di lahirin buat agresif kayak cewek2 di kampus yang suka manggil manggil gue gak jelas. Hidup dan cinta gue hnya buat gunung2 ini” Ucapnya mengerasakan hati.

Saat hendak beranjak tidur ada yang menarik narik tendanya dan berbisik kecil gak jelas.

“ Woi siapa itu” teriak Randu yang penasaran.

“ Gue Du, Devina” jawab devina sambil memelankan suaranya.

“ Oh elo Dev, masuk aja , gue belum tidur”

“ Hai” sapanya ketika tubuh coklat nya sudah berada di dalam tenda.

“ Lo belum tidur? Tanya Randu dingin, entah mngapa dia merasa dia merasa cewek ini teralalu berani dan over ke dia.


“ Lo sendiri gak tidur mikirin siapa? Emmmh eh ngomong2 luna tuh cantik ya?”

“ maksud lo?” Randu agaknya tau arah pembicaraan devina.

“ Du, gue cinta elo”

Randu tak terlalu terkejut dengan pengakuan polos Devina barusan mengingat selama ini dia sudah sering memberi isyarat. Tapi dia gak tau mesti jawab apa, karena selama ini dia gak punya pengalaman apa2 dengan wanita, lagian dia juga gak punya perasaan apa2 dengan cewek temannya Mapala ini.

“Du kenapa diam?, apa elo nggak percaya kalo gue bener2 cinta elo, lo mau bukti?” Devina tiba2 berdiri, secepat kilat dia melepas kancing kemejanya. Randu yang hampir tak percaya Devina sanggup berbuat senekat itu langsung melempar selimutnya ke tubuh Devina yang hampir setengah telanjang itu.

“ Dev, lo gila?” hardik Randu. Devina yang tampak syok langsung memeluk tubuh Randu, air matanya tertumpah didada pemuda itu. Randu yang mulai bisa menenangkan diri, akhirnya dengan pelan mengusap rambut Devina.

“ Dev lo gak perlu kayak gini, gue percaya sama lo, gue juga hargain perasaan lo, tapi pliss elo jangan mudah nyerahin diri elo ke cowok, meskipun itu atas nama cinta” bisiknya lembut. Tangis Devina kian pecah

“ Sttstt.... udah2 Dev, lo biasanya gak gini, mana Devina yang gue kenal, yang kuat, yang mandiri. Kalo lo nangis gini, ntar anak2 pada nyangkain gue udah ngelakuin yang nggk nggak ke elo”

“ Maaf Du, gue cuma pingin buktiin bahwa gue benr2 cinta ke elo”

“ iya iya gue ngerti, tapi elo tenang dulu ya, lo tau qta sekarang ada di mana, elo gak mau kan terjadi hal2 yang gak qt inginkan? “ pelan2 tangis Devina mulai tak terdengar lagi. Dan malam itu mereka tidur di tenda berdua. Devina terlelap di samping cowok cool itu. Cowok yang terkenal dingin sama cwek, cowok cuek yang tiba2 bisa begitu tersentuh. Sementara Bram yang hendak tidur di tenda Randu langsung balik dan memilih gabung dengan Bahar dan Sandi. Dalam hatinya dia merasa senang , dia berfikir Randu tidak akan jadi saingannya lagi. Akan tetapi ada hati yang terluka malam itu.,.. luna tampak sangat kecewa melihat sang pujaan hati tidur bersama gadis lain dalam satu tenda. Hatinya hancur hingga sepanjang malam itu dia hanya gelisah dalam tendanya.

Bersambung.....






2 komentar:

rco mengatakan...

wah to be nyambung rupanya....

dewi mengatakan...

ya mas ketiknya pegel heheeheh.... makasih dah mampir ya