Minggu, 28 Maret 2010

LELAKI.....

Berjalan dia terseok- seok, di hempaskan tubuhnya di atas bantalan rumput kering .Di raihnya sebuah kalung usang, kotor , berdebu di lehernya. Di buka nya bandul kecil yang menjutai di bawah kalung nya.di lihatnya sebuah foto usang, seorang wanita muda, rambutnya ikal mayang, bibir nya kecil mungil…tiba- tiba perih menghujam jantungnya, dan setetes bulir terjatuh bersamaan dengan kilatan cahaya di langit… ya dia menangis..

Sumiati, dia ingat nama wanita itu. Wanita yang sudah menemani setengah perjalanan hidupnya. Wanita yang kini telah pergi selamanya,.. penyesalan itu kini membuncah di dadanya … tangan nya mencengkram kuat seonggok rumput tak berdosa di samping nya. Pohon kecil ringkih itu telah patah jadi dua di tangan nya yang mengapal. Angin perbukitan yang kering menyentuh kulitnya, tak di rasakannya sejuk namun perih…perih yang menusuk- nusuk hingga ke tulang belulangnya. Ingatan- ingatan yang melahirkan sakit itu terus saja datang silih berganti. Tergambar pula potret buram hidupnya. Teringat dia akan kebengisannya. Betapa dia yang bromocorah.

Betapa dulu dia tak takut akan dosa, tak terbayang akan menjadi tua seperti sekarang…sesal dan tangis, “Tuhan…” di sebutnya kata itu pelan. Kata yang lama telah dia lupakan bahkan mungkin tak pernah dia kenal sepanjang perjalanan hidupnya.

Lalu bagai lembaran foto yang di buka satu demi satu… dia ingat suara jerit minta belas kasian seorang lelaki sebelum di habisi nya..Suara demi suara tangis menyayat orang- orang yang di habisinya serta suara gelak tawa wanita penghibur dan aroma minuman keras berbaur musik dangdut ,

tiba- tiba di melihat ke arah tangan nya..dia menjadi benci pada tangan itu…. Benci sekali…mata nya merah menyala.. di tarik nya badik di balik bajunya …. Di pandanginya tangan itu lagi…lalu dengan tanpa ampun dia menebas tangan nya sendiri… sakit itu tak tertahan .. kilatan kilatan cahaya menghadiahkan senyum sumiati yang cantik , kata- kata halus wanita yang begitu sabar itu. Lalu berganti jerit tangis sumiati saat sebuah pelor menembus dada kiri wanita itu ketika polisi mengejarnya … Wanita tabah itu melindunginya dengan nyawanya… Sumiati yang begitu di cintainya.. sesal sungguh sesal, betapa dia lupa untuk membahagiakan angurah Tuhan untuk nya…..Berbarengan dengan sakit tak tertahan hanya satu kata yang di ucapkan nya ………sumiatiiiiiiiiiiiiiiiiii lolongnya di bukit sepi itu….

end.....

6 komentar:

elok langita mengatakan...

hallooo mba dewi cantik... udah lama engga up date ^_____^ akhirnya up date jugaa.

Aulawi Ahmad mengatakan...

penyesalan memang sering datang terlambat ya...btw cerpen yg bagus tq dah berbagi :)

loopdreamer mengatakan...

wow... ceritanya menakjubkan...

NOOR'S mengatakan...

Aiiih..tragis amat ceritanya mba ! tapi mantap...mantap...ternyata di balik statusnya yang bromocorah, menyeramkan..masih ada cinta.

Salam hangat & sukses selalu...

dewi mengatakan...

@elok: ya nie adik cantik cibuk dikit hehehe
@aulawi: trims sobat
@loop dreamer; thanks sob
@noor:ya lah mas.. smua manusia ada dua sisi .. jadi gak sepenuhnya jahat gak sepenuhnya baik... ya gak mas?

Gudang Ilmu mengatakan...

cerita yang bagus