Jumat, 29 Mei 2009

Drama sebuah PATUNG



aku sebuah patung yang kesunyian.. di sebuah taman yang telah lama di tinggalkan oleh jaman, bahkan rumput pun seolah enggan tumbuh di taman ini... sebuah taman suram yang menanti kembali ke masa keemasannya, saat kupu2 masih sering berkunjung disini, saat senja yang dingin pun masih terasa hangat disini.
Sebuah bangku yang usang tergeletak diam di atas tanah nya yang kering dan muram, nasib nya pun tak jauh beda dengan ku. Bangku yang kini begitu kotor, pernah juga dia menjadi saksi kehidupan taman bunga ini. Sekarang hanya tunawisma pengunjung setia bangku malang temanku itu. Andai bisa bicara dia pasti akan teriak bosan di tiduri oleh pengemis-penegmis yang suka mendengkur lelah di bangku ini. Dia tampak kian tua menurut pengamatan q.. kira-kira begitu. karena saat aku datang di taman ini.. dia telah ada terlebih dahulu. Sering ku fikirkan dia pasti sangat merindukan pantat empuk wanita muda yang dulu sering mendudukinya... bukan pria-pria malang yang bajunya bau kemana- mana.
Sedang aku... Merana, warna ku pun bahkan tak lagi kelihatan jelas, mengelupas di makan jaman. lumut pun makin senang dengan ku. Semakin hari dia makin menggila dan kini hampir sepertiga tubuh q jadi rumahnya. Kala malam menjelang aku semakin merana.. sering hujan turun membasahi taman ini, juga tubuh rapuh ku... smakin membuatku nelangsa. Ahh... sungguh rindu aku dengan celoteh riang bocah- bocah kecil yang dulu sering memegang ku.. bermain-main di depan ku, Rindu sentuhan gadis-gadis muda nan ranum yang sering berpose disampingku, tapi aku suka cemburu dengan para lelaki muda yang gagah-gagah, pacar-pacar mereka yang suka memegang tangan gadis-gadis itu yang pasti halus mulus. Sekarang semua hanya tentang daun-daun kering berserakan.. Kemanakah warna warni kembang kertas yang dulu suka di cium gadis-gadis komplek perumahan ini klo mereka main- main di taman ini. Warna nya yang elok juga suka mengundang kumbang-kumbang penyengat nan hidung belang datang kemari, kupu-kupu.. ulat-ulat sebesar jempol anak kecil, belalang sembah yang datang untuk mengapeli rumput yang tumbuh diantara cantiknya bunga-bunga , semua di taman ini punya pacar kecuali aku. aku cemburu tapi aq juga senang, kehadiran mereka membuat taman ini begitu semarak.
Kadang rindu ini tak terbendung......

Tapi semakin aku teriak, semakin kuat angin mementalkan suara ku yang sampai bumi ini terjungkir pun tak kan pernah terdengar. Dan saat ku ingin berontak... kesunyian kian erat memeluk ku.

Tidak ada komentar: